Cuaca cerah melingkupi kawasan Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta, Rabu (12/07) pagi. Hari ketika lebih seratus orang dari sejumlah eksponen gerakan koperasi khidmat mengikuti upacara ziarah ke makam salah satu Proklamator RI dan Bapak Koperasi Indonesia Dr. Mohammad Hatta (Bung Hatta).
Ziarah ke makam Bung Hatta, merupakan salah satu “ritual” yang nyaris tak pernah absen dihelat oleh gerakan koperasi di Indonesia, khususnya setiap peringatan Hari Koperasi Nasional, yang puncaknya jatuh pada 12 Juli. Ziarah itu, merupakan sebentuk pengingat jasa besar Bung Hatta, yang pemikiran-pemikirannya menjadi peletak dasar koperasi Indonesia dan kedaulatan ekonomi rakyat.
Induk Koperasi Pegawai RI (IKPRI) tak ketinggalan turut terlibat dalam acara itu. Pengurus IKPRI turut hadir yang diwakili oleh Shahnaz Rasyid, S.E.,MM. Turut hadir mewakili IKPRI, Manajer Aris Munandar dan sejumlah karyawan. Adapun Pengurus IKPRI lainnya, juga terlibat dalam peringatan Harkopnas di daerah masing-masing.
Bung Hatta, yang sosok dan kontribusinya bagi bangsa Indonesia menempatkannya sebagai seorang Pahlawan, tetap memilih untuk “merakyat” hingga akhir hayatnya. Beliau enggan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Surat wasiat beliau yang ditulis 48 tahun silam atau beberapa tahun sebelum wafat, menegaskan kepahlawanan Bung Hatta dalam hal pembelaan terhadap rakyat banyak. Hal yang nyaris langka dan susah dicari padanannya saat ini.
“Apabila saya meninggal dunia, saya ingin dikuburkan di Jakarta, tempat diproklamasikan Indonesia Merdeka. Saya tidak ingin dikubur di Makam Pahlawan (Kalibata). Saya ingin dikuburkan di tempat kuburan rakyat biasa yang nasibnya saya perjuangkan seumur hidup saya..” (Bung Hatta, 10 Februari 1975). Dirgahayu Koperasi Indonesia! (Prio)
