
Induk Koperasi Pegawai RI mengawali seremoni peringatan 7 dekade kelahirannya dengan menziarahi makam Prof Soemitro Djojohadikusumo di TPU Karet Bivak, Jakarta, Rabu (15/10) pagi.
Di bawah langit Ibu Kota yang cerah, ziarah khidmat dipimpin langsung Ketua Umum IKPRI Hj.Syahnas Rasyid. Turut hadir, Sekretaris IKPRI Zaenal Arifin, Bendahar IKPRI H.Hadi Suryadi, Manager IKPRI Aris Munandar dan sejumlah karyawan.
Seperti diketahui, 15 Oktober ditetapkan sebagai “hari jadi” IKPRI. Hal itu mengacu pada peristiwa semangat ‘unifikasi’ para tokoh dan pegiat Pusat-Pusat Koperasi Pegawai Negeri seluruh Indonesia pada15 Oktober 1955.
Tahun ini, usia IKPRI genap 70 tahun. Perjalanan panjang tersier koperasi nasional yang bukan hanya survive mengarungi dinamika ekonomi, sosial, dan politik pasca kemerdekaan, era Orde Lama dan Orde Baru, hingga pasca reformasi, juga di era digital saat ini.
Alih-alih surut dan degradatif akibat disrupsi era digital yang menuntut banyak perubahan di berbagai sektor, IKPRI justru terus maju dengan mendiversifikasi dan berinovasi pada unit-unit bisnis, serta mengokohkan organisasinya.
Ziarah ke makam Prof Soemitro Djojohadikusumo, yang juga adalah ayahanda Presiden Prabowo Subianto, dipilih IKPRI untuk mengawali HUT nya dengan tetap membumi.
IKPRI menolak lupa pada akar sejarahnya, dimana di era IKPRI dipimpin Prof Soemitro (1988 – 2001) mengalami tonggak-tonggak kemajuan yang pesat. Modernisasi kelembagaan dan organisasi serta rintisan bisnis perbankan yang mampu bertahan hampir tiga dekade, adalah salah satu warisan Pak Cum, panggilan akrab Prof Soemitro Djojohadikusumo. Itulah era saat IKPRI memasuki fase “high profile” di peta gerakan koperasi Indonesia.
Tujuh dekade adalah usia matang. Dan IKPRI bertekad bukan hanya sekedar survive, tapi juga terus maju dan berkembang dengan mewarisi tradisi genuine para pendirinya. Misinya tak berubah, mensejahterakan kehidupan ekonomi dan sosial segenap anggotanya dan bangsa. (Prio)